Pernikahan Usia Muda di Kalangan Gen Z: Apakah Ini Sebuah Trend atau Masalah?

Dalam beberapa tahun terakhir, tren pernikahan usia muda kembali mencuat, terutama di kalangan generasi Z (Gen Z) yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Meski sebelumnya pernikahan dini lebih sering dikaitkan dengan daerah tertentu atau faktor ekonomi, fenomena ini kini juga terjadi di perkotaan—bahkan melibatkan influencer, selebriti muda, dan pasangan dari keluarga berada.

Apa yang memicu kembalinya tren ini? Apakah ini bentuk kedewasaan lebih awal atau justru risiko sosial yang perlu diwaspadai?

Fenomena Pernikahan Muda di Tengah Gen Z

Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa angka pernikahan dini di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun secara umum menunjukkan tren penurunan. Namun, dalam laporan media sosial dan platform digital, jumlah pasangan Gen Z yang menikah di usia belasan hingga awal dua puluhan terus meningkat.

Beberapa contoh publik figur seperti Rizky Billar & Lesti Kejora, meski bukan Gen Z, sempat menjadi sorotan karena menikah muda dan viral di kalangan anak muda. Di tahun 2025, muncul pasangan baru seperti Rey Mbayang & Dinda Hauw, yang meskipun menikah di usia relatif muda, tetap mendapat apresiasi karena hubungan mereka yang dinilai harmonis dan penuh kesadaran.

Namun, tidak semua pernikahan muda berakhir bahagia. Banyak pasangan yang akhirnya bercerai dalam waktu singkat karena tekanan emosional, finansial, atau ketidaksiapan menghadapi rumah tangga.

Mengapa Gen Z Tertarik Menikah Muda?

  1. Pengaruh Media Sosial

Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube banyak menampilkan konten tentang kehidupan pernikahan yang idealis dan romantis. Video couple goals, unggahan momen prewedding, hingga vlog kehidupan suami-istri membuat banyak remaja merasa “siap” menjalani pernikahan.

  1. Pandangan Religius

Bagi sebagian muda Muslim di Indonesia, menikah muda dipandang sebagai cara untuk menjaga kesucian dan menghindari hal-hal yang dilarang agama. Pandangan ini semakin kuat dengan maraknya diskusi agama di media sosial dan komunitas-komunitas virtual.

  1. Tekanan Sosial dan Keluarga

Beberapa orang tua masih memiliki pandangan bahwa menikah muda adalah langkah aman agar anak- anaknya tidak “terlalu lama sendiri”. Tekanan ini kadang membuat anak merasa harus menikah meski belum benar-benar siap secara mental atau finansial.

  1. Kesadaran akan Pentingnya Komitmen

Sebaliknya, ada juga pasangan Gen Z yang menikah muda karena ingin membangun masa depan bersama sejak dini. Mereka melihat pernikahan sebagai fondasi untuk saling mendukung, berkembang, dan menjalani hidup dengan tujuan bersama.

Tantangan yang Dihadapi Pasangan Muda

Menikah muda bukan tanpa tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Belum Stabil Secara Finansial

Mayoritas Gen Z belum memiliki pekerjaan tetap atau sumber penghasilan stabil saat menikah. Hal ini

bisa memicu konflik rumah tangga jika tidak ada persiapan matang.

  1. Masih dalam Tahap Pendidikan atau Karier

Banyak yang menikah saat masih kuliah atau baru memulai karier. Perlu adaptasi besar untuk membagi fokus antara rumah tangga dan pendidikan/karier.

  1. Kurangnya Pengalaman Emosional

Perkawinan membutuhkan kematangan emosi, kemampuan komunikasi, dan manajemen konflik.

Sayangnya, ini adalah area yang masih berkembang pada usia belasan atau awal dua puluhan.

  1. Tekanan Publik

Pasangan muda yang populer di media sosial kerap mendapat komentar negatif dari netizen. Ini bisa

memperberat beban psikologis mereka dan memicu stres. Studi Kasus: Inspirasi dan Pelajaran dari Pasangan Muda Contoh Positif:

  • Dinda Hauw & Rey Mbayang – Menikah di usia muda (24 dan 26 tahun), pasangan ini berhasil mempertahankan hubungan mereka dengan dukungan kuat dari keluarga dan prinsip religius.
  • YouTuber Cilik yang Menikah Muda – Beberapa YouTuber muda yang menikah di usia 18–20 tahun kini mulai membangun bisnis keluarga dan membuktikan bahwa pernikahan muda bisa sukses jika disiapkan dengan baik.

Contoh Negatif:

Pasangan Influencer yang Cerai dalam Waktu Singkat

Beberapa pasangan artis TikTok atau Instagram cerai hanya dalam hitungan bulan setelah menikah.

Penyebab utamanya biasanya adalah kurangnya kesiapan mental dan tekanan media sosial.

Solusi dan Rekomendasi untuk Pasangan Muda yang Ingin Menikah

Jika kamu atau orang terdekatmu sedang mempertimbangkan pernikahan muda, berikut adalah beberapa rekomendasi penting:

  1. Ikuti Konseling Pranikah

Banyak lembaga atau organisasi menawarkan layanan konseling pranikah, baik dari segi agama maupun psikologi. Ini bisa menjadi fondasi untuk memahami tantangan pernikahan.

  1. Pastikan Ada Sumber Pendapatan Stabil

Minimal salah satu pasangan sudah memiliki penghasilan tetap atau ada dukungan dari keluarga besar untuk biaya awal rumah tangga.

  1. Bangun Kesepakatan Bersama

Diskusikan tujuan hidup bersama, bagaimana pembagian tugas rumah tangga, hingga rencana keuangan dan keluarga.

  1. Hindari Ikut-Tiru Selebriti Tanpa Analisis

Tidak semua pasangan muda yang viral di media sosial punya fondasi pernikahan yang kuat. Pastikan

kamu menikah karena alasan yang tepat, bukan hanya ikut arus tren.

….

Pernikahan usia muda di kalangan Gen Z bukan sekadar trend atau gaya hidup. Ia bisa menjadi pilihan yang indah jika didasari dengan kesadaran, kesiapan, dan dukungan yang memadai. Namun, jika dilakukan tanpa persiapan yang matang, pernikahan muda juga bisa menjadi sumber masalah besar.

Yang terpenting adalah memahami bahwa menikah bukanlah garis finish, tapi awal dari sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, pengertian, dan komitmen yang kuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *