Call us now:

Menikah adalah momen sakral dan bahagia, tetapi juga menjadi titik awal dari tanggung jawab besar, terutama dalam hal keuangan. Sayangnya, banyak pasangan muda yang tidak siap mengelola keuangan keluarga baru, hingga akhirnya terlilit utang atau bahkan bertengkar karena masalah dana.
Berdasarkan survei nasional tentang pernikahan dan keuangan rumah tangga, lebih dari 60% pasangan menikah mengalami konflik finansial dalam 1–2 tahun pertama pernikahan mereka*. Angka ini menunjukkan bahwa masalah uang bukan hanya soal ekonomi, tapi juga bisa menjadi penyebab utama ketidakharmonisan rumah tangga.
Artikel ini akan membahas 7 kesalahan finansial paling umum yang sering terjadi di awal pernikahan, beserta cara menghindarinya agar kamu dan pasangan bisa menjalani hidup bersama dengan lebih tenang dan stabil secara finansial.
Tidak Punya Rencana Anggaran Setelah Menikah*
Masalah:
Setelah menikah, pengeluaran tidak lagi hanya untuk diri sendiri. Ada biaya bulanan seperti sewa rumah, belanja bulanan, listrik, air, transportasi, hingga tabungan darurat. Banyak pasangan yang lalai membuat anggaran sehingga mudah kehabisan uang di tengah bulan.
- Solusi:
- Buat *rencana anggaran bulanan* sebelum tinggal bersama.
- Gunakan aplikasi keuangan seperti Money Lover, Finansialku, atau Excel template untuk memantau pemasukan dan pengeluaran.
- Bagi pengeluaran menjadi: *kebutuhan pokok, tabungan, dan gaya hidup*.
- Tips: Usahakan menyisihkan minimal *10–20% dari total pendapatan sebagai tabungan atau investasi*.
Menghabiskan Tabungan untuk Biaya Pernikahan*
Masalah:
Pesta pernikahan yang megah memang indah untuk dikenang, tetapi jika harus menguras seluruh tabungan, itu bisa jadi bumerang. Banyak pasangan yang langsung “bangkrut” setelah hari H karena habiskan semua uang untuk dekorasi, undangan, dokumentasi, dan lainnya.
- Solusi:
- Tetapkan *budget maksimal 30–40% dari total tabungan bersama* untuk pernikahan.
- Prioritaskan *prosesi penting (akad nikah)* dibanding pesta mewah.
- Manfaatkan alternatif hemat seperti *undangan digital, seserahan sederhana, dan vendor lokal*.
- Tips: Jika ingin acara besar, rencanakan *minimal 6–12 bulan sebelumnya* dan mulai tabungan khusus pernikahan.
Tidak Memiliki Dana Darurat Bersama*
Masalah:
Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan lancar. Ada saat-saat tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kerusakan kendaraan. Jika tidak ada dana darurat, pasangan biasanya terpaksa meminjam uang atau menggunakan kartu kredit.
- Solusi:
- Segera bentuk *dana darurat bersama* setelah menikah.
- Idealnya, dana darurat minimal *3–6 kali pengeluaran bulanan*.
- Simpan dana tersebut dalam bentuk yang mudah dicairkan, seperti deposito atau rekening tabungan terpisah.
- Tips: Pisahkan dana darurat dari tabungan harian agar tidak tergoda untuk membelanjakannya.
Tidak Sepakat Soal Pengelolaan Uang*
Masalah:
Ada pasangan yang memilih menggabungkan semua uang, ada juga yang memilih sistem “uang jajan”. Tapi sayangnya, banyak pasangan yang tidak sepakat sejak awal, hingga akhirnya muncul rasa tidak adil atau ketidakpercayaan.
- Solusi:
- Diskusikan sejak awal bagaimana sistem keuangan rumah tangga:
- Apakah uang digabung?
- Siapa yang akan mengatur pengeluaran?
- Apakah ada uang jajan pribadi?
- Buat kesepakatan tertulis atau verbal yang saling disetujui.
- Tips: Utamakan transparansi dan komunikasi terbuka dalam mengelola uang.
Membeli Barang Mahal Secara Kredit Tanpa Perhitungan*
Masalah:
Ingin punya furnitur lengkap, mobil, atau elektronik? Banyak pasangan muda langsung membeli secara kredit tanpa mempertimbangkan kemampuan bayar. Akibatnya, mereka terjebak dalam cicilan panjang yang membebani gaji tiap bulan.
- Solusi:
- Hindari kredit konsumtif di awal pernikahan, terutama untuk barang yang bukan prioritas.
- Jika ingin membeli sesuatu secara kredit, pastikan:
- Cicilan ≤ 30% dari penghasilan
- Tenor tidak terlalu panjang
- Ada manfaat jangka panjang
- Tips: Pertimbangkan membeli barang bekas berkualitas atau tunggu sampai punya cukup tabungan.
Tidak Mempersiapkan Asuransi Keluarga*
Masalah:
Asuransi sering dianggap tidak penting oleh pasangan muda. Padahal, jika salah satu pasangan sakit atau mengalami kecelakaan, biaya pengobatan bisa sangat besar dan memengaruhi stabilitas keuangan rumah tangga.
- Solusi:
- Pastikan kamu dan pasangan sudah memiliki *asuransi kesehatan dasar*.
- Pertimbangkan juga asuransi jiwa dan proteksi tambahan jika bekerja di bidang berisiko.
- Cari produk yang sesuai dengan kebutuhan dan budget.
- Tips: Bandingkan beberapa produk asuransi sebelum memilih. Jangan tergiur iklan atau janji agen saja.
Tidak Merencanakan Masa Depan Bersama*
Masalah:
Seringkali pasangan fokus pada masa kini, tapi lupa merancang masa depan. Padahal, ada banyak hal yang harus dipersiapkan bersama, seperti:
- Rencana punya anak
- Persiapan biaya pendidikan anak
- Investasi properti atau pensiun
- Solusi:
- Lakukan *perencanaan keuangan jangka panjang* bersama pasangan.
- Mulailah dengan investasi sederhana seperti emas, reksadana, atau properti.
- Gunakan layanan konsultan keuangan jika perlu panduan profesional.
- Tips: Semakin cepat kamu mulai merencanakan masa depan, semakin ringan beban finansialmu nanti.
Keuangan Rumah Tangga Butuh Komitmen & Komunikasi
Masalah finansial memang tidak bisa dihindari dalam rumah tangga, tetapi bisa dikelola dengan baik jika kamu dan pasangan sama-sama sadar dan proaktif. Dengan perencanaan yang matang dan komunikasi yang sehat, kamu bisa menghindari banyak kesalahan yang sering dialami pasangan muda.
- “Pernikahan yang harmonis dimulai dari percakapan jujur tentang uang.”